Bandung, Media Info Pesisir – Mencermati nuansa kebatinan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, ada baiknya seluruh anak bangsa mau bercermin pada sejarah perjalanan negara ini. Dimana para pendahulu kita, rela mengorbankan segalanya demi kemerdekaan negeri ini. Semua dilakukan sepi ing pamrih, bukan karena iming – iming jabatan, atau posisi di pemerintahan melainkan berjuang tulus dan ikhlas untuk kepentingan bersama, yaitu bangsa yang merdeka dan berdaulat. Itulah sebabnya, sering dikatakan bahwa bangsa yang baik adalah bangsa yang mengenal sejarahnya “, pungkas Pemerhati Kebangsaan Dede Farhan Aulawi di Bandung, Senin (26/2).
Hal tersebut ia sampaikan untuk menjawab pertanyaan media yang dilakukan dalam percakapan melalui sambungan seluler. Dirinya mengingatkan apa yang disampaikan oleh Bung Karno saat menyampaikan pidato politiknya pada 17 Agustus 1966, dimana beliau mengatakan “jangan sekali-kali melupakan sejarah” (jasmerah). Sebuah pernyataan yang masih sangat relevan hingga sekarang untuk mengingatkan seluruh rakyat Indonesia akan perjalanan panjang bangsanya. Dimana masyarakat yang berbeda – beda bersatu padu memperjuangkan kemerdekaaan, sampai lahir semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Menurutnya, para pendahulu menyadari kenyataan pluralitas yang dimiliki oleh bangsa ini. Kesamaan memori kolektif diyakini sebagai sarana pemersatu yang dapat membentuk identitas bersama guna menumbuhkan semangat militansi terhadap bangsa dan negara. Sebagai bagian dari masyarakat yang sangat heterogen, maka untuk mewujudkan integrasi, rasa kebangsaan harus senantiasa dipupuk. Kesadaran sejarah dapat menjadi sarana untuk mewujudkan hal tersebut. Sejarah bukan sekedar rentetan fakta dan kronik belaka. Sejarah sarat dengan makna yang dapat dipetik dan dijadikan cermin dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Dede juga menyampaikan bahwa belajar sejarah pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter, membangkitkan kesadaran sejarah, dan memperkuat identitas kebangsaan. Seorang filosof M. Tullius Cicero mengatakan, “Historia est testis temporum, lux veritatis, vita memoria, magistra vitae, nuntia vetustatis”, yang artinya Sejarah adalah tanda zaman, cahaya kebenaran, kehidupan ingatan, guru kehidupan, utusan masa lampau. Maksudnya sejarah memegang peran penting bagi keberadaan sebuah bangsa.
Mengkaji sejarah bangsa tidak dapat mengesampingkan grand narratives tentang masyarakat di masa lalu. Sejarah sejatinya juga mencakup kehidupan manusia dengan segala aspek dan persoalannya dalam konteks sosio kultural di masa lampau. Dengan demikian, dalam diri setiap individu yang merasa sebagai bagian dan anggota dari bangsa diharapkan muncul memori kolektif yang sama. Dari sinilah niscaya dapat terlahir jiwa-jiwa yang militan terhadap bangsa dengan nilai-nilai luhurnya.
Kemudian ia juga mengatakan bahwa memahami sejarah merupakan pelajaran hidup yang akan membuat manusia menjadi lebih bijak. Kebenaran sejarah penting bagi pembentukan imaji masa lalu yang melahirkan identitas dan integrasi bangsa. Kesadaran sejarah harus dimiliki oleh generasi muda yang akan melanjutkan jejak langkah bangsa ini. Jangan sampai generasi penerus mengalami amnesia terhadap sejarah bangsanya sehingga mudah terpengaruh berbagai hal yang tidak sejalan dengan ideologi dan kepribadian bangsa.
Sejarah harus bisa menumbuhkan kebanggaan nasional (national pride), harga diri, dan menuntun arah masa depan bersama. Sejarah dapat menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa. Sejarah juga sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis multidimensional yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa sejatinya, belajar sejarah bertujuan memahami masa lampau untuk mengambil sikap pada masa sekarang demi kejayaan masa yang akan datang. Segala hal buruk ataupun kesalahan masa lalu dijadikan sebagai pengalaman berharga agar lebih bijaksana ke depan. Jangan jatuh berulang pada lubang yang sama. Disinilah arsip – arsip sejarah menjadi bagian penting yang harus dijaga agar kebenaran fakta yang terjadi memiliki bukti otentik yang bisa diwariskan sebagai informasi yang berharga.
Arsip merupakan kepingan-kepingan sejarah yang berguna untuk masa depan apabila disusun menjadi sebuah bangunan. Bangunan ini bisa menjadi batu loncatan untuk melanjutkan tatanan kehidupan ke arah yang lebih baik. Bangsa yang menjadikan arsip sebagai kekayaan dan memanfaatkannya untuk masa depan yang lebih baik adalah bangsa yang dewasa. Bangsa yang dewasa adalah bangsa yang memahami sejarahnya sehingga bijaksana dalam merancang hari esok.
“ Lihatlah bagaimana negara – negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Cina, dan negara lainnya sangat menghargai arsip-arsip perjalanan bangsanya. Arsip – arsip sejarah banyak tersimpan hingga sekarang di negerinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa arsip merupakan harta yang sangat berharga. Arsip sama dengan harta karun yang semakin lama semakin bernilai,” pungkasnya.
(Info Pesisir)